Human Error? Berikut Strategi Pengendaliannya!

Ilustrasi

 

 

 

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dalam

Pasal 1 angka 48 menyatakan bahwa “keselamatan penerbangan

adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dalam

pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan

udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas

umum lainnya.

Ditinjau dari Industri penerbangan dan dirgantara, Indonesia memiliki transportasi udara  dengan prospek yang cerah dengan didukung kondisi geografis sebagai penggerak perekonomian Indonesia.

Namun, masih terdapat lubang besar yang sulit ditutupi mengenai kecelakaan penerbangan yang disimpulkan oleh penyedia jasa penerbangan bahwa  sebagiaan besar dari kecelakaan yang terjadi diakibatkan oleh kesalahan manusia (human error).

Human error itu sendiri merupakan suatu bentuk kegagalan dalam interaksi manusia dan teknologi yang menyebabkan gangguan dan kurangnya  efektivitas, dan keselamatan penerbangan

Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan strategi yang dilakukan sebagai bentuk pengendalian human error yang harus diminimalisir.

Pertama Strategi Pengurangan

  1. Melakukan Pelatihan

Dengan melakukan training, para karyawan dapat memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Bandara di seluruh Indonesia selalu membutuhkan tenaga-tenaga yang berkompeten di bidangnya untuk meningkatkan profit dan perkembangan kebandar udaraan.

Berikut merupakan dampak yang akan timbul jika tenaga manusia memilih untuk tidak melakukan training kerja :

Karyawan sering melakukan kesalahan dalam melakukan pekerjaannya,

Hasil kerja karyawan tidak memenuhi standar kerja perusahaan

Kurangnya pengetahuan dalam menggunakan teknologi di bandara karena teknologi akan semakin maju sesuai dengan kemajuan zaman.

Produktivitas kerja cenderung konstan, atau bahkan menurun.

Loyalitas terhadap perusahaan cenderung rendah.

 

  1. Ergonomic

Para ahli mendefinisikan ergonomi sesuai dengan intrepretasi mereka terhadap ilmu tersebut. Pada intinya mereka memiliki pendapat yang sama bahwa ergonomi adalah cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja, sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem ini dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan efektif, aman, dan nyaman (Sutalaksana et al, 2006).

Prinsip ergonomi memungkinkan untuk mendesain lingkungan kerja sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya cedera. Dengan begitu, lingkungan bisnis menjadi area yang aman dan sehat bagi para pekerja.

Ergonomi yang tidak baik adalah kontributor utama terhadap kecelakaan kerja akut ataupun yang terbentuk seiring waktu. Kecelakaan akut akibat kurang baiknya ergonomi kerja misalnya cedera tulang belakang karena mengangkat benda dengan teknik yang tidak tepat.

 

Belum lagi, pekerjaan yang mengharuskan seseorang melakukan gerakan yang sama dari hari ke hari. Seiring berjalannya waktu, bila pekerja terus melakukan gerakan yang tidak ergonomis akhirnya dapat muncul rasa tidak nyaman, cedera, hingga disabilitas.

Jika hal ini dibiarkan, maka tetap aka nada human error di bandara dan tidak akan habisnya.

 

Kedua strategi Penangkalan

Pada bagian analisis strategi penangkalan menjelaskan strategi perbaikan ataupun penangkalan untuk meminimasi terjadinya error-error yang terjadi pada jasa penerbangan.

  1. Membuat form checklist atau personal checklist

Form Checklist dirancang sebagai alat pengecekan bagi operator dalam memeriksa dan menyiapkan peralatan-peralatan yang diperlukan dalam menggunakan peralatan penerbangan maupun persiapan yang akan digunakan pada saat penerbangan pada awal sebelum melakukan pekerjaan dan pada akhir setelah pekerjaan telah selesai. Form checklist bagi operator untuk memeriksa dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan jadwal penerbanganan. Hal tersebut dilakukan agar meminimalisair lupa dan adanya ketinggalan barang atau alat yang akan digunakan.

 

  1. Membuat Display

Display yang dibuat adalah berupa poster. Poster digunakan untuk mengingatkan operator mengenai hal-hal yang penting untuk diperhatikan dalam menggunakan alat kerja atau jadwal kegiatan. Menggunakan hal yang kreatif dalam meningkatkan ingatan  tidak hal baru lagi.Kemampuan literasi baru didapatkan jauh pada manusia modern. Selain itu, teori lain menunjukkan bahwa gambar dianggap lebih mencolok karena memuat warna-warna yang menggambarkan dan mewakili daripada tulisan sehingga kita lebih mudah mengingat gambar.

Display ini menggunakan

Gambar : Poster ini harus menggunakan gambar-gambar yang sesuai dengan informasi yang ingin disampaikan.

Warna : : Informasi tersebut merupakan perhatian penting maka warna yang dipilih adalah warna yang diinginkan . diharapkan warna yang mencolok agar menarik perhatian

Bentuk: Informasi tersebut termasuk kedalam jenis informasi umum maka bentuk dari poster ini adalah segi empat

Lokasi: misalnya  Poster ini ditempelkan di dinding dekat genset. yang menghadap ke operator yang mengoperasikan mesin genset.

Digunakan untuk mengingatkan operator tentang hal-hal yang penting untuk diperhatikan dalam menggunakan mesin-mesin agar dapat meminimasi terjadinya error-error sehingga dapat terhindar dari risiko kecelakaan kerja. Selain itu, terdapat penjelasan prosedur-prosedur untuk melakukan operasi atau pemeriksaan yang berhubungan dengan display tersebut.

 

Ketiga Strategi Toleransi

  1. Pemeriksaan struktur

Safety Management Sistem (SMS) adalah pendekatan sistematis untuk mengelola keselamatan, meliputi struktur organisasi, pertanggungjawaban, kebijakan dan prosedur.

Pengembangan transportasi harus berpedoman kepada peran dasar transportasi sebagai sarana utama untuk mendukung kegiatan ekonomi, sosial, politik dan pertahanan. Pengembangan transportasi dilaksanakan berdasarkan prioritas nasional dan memerlukan peningkatan infrastruktur, serta diperbaikinya peraturan dan kerangka struktur organisasi.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara harus memastikan bahwa semua standar dan pelaksanaan teknis operasional yang direkomendasikan dalam dokumen ICAO telah diterapkan dan melaporkan kepada ICAO atas standar yang berbeda dengan standar ICAO

  1. Penyediaan sistem pencadangan

Genset Memberikan Supply Listrik Yang Dibutuhkan Saat Kondisi Darurat. Berbagai kondisi bisa saja terjadi, salah satunya adalah ketika kondisi dimana listrik sangat dibutuhkan di bandara, yakni ketika berkomunikasi dengan pilot yang akan menerbangkan pesawat atau mendaratkan pesawat. Apa jadinya jika listrik padam di dunia penerbangan? Setiap penyelenggara bandar udara wajib memelihara fasilitas elektronikadan listrik penerbangan dan pelaksanaannya dapat berkerjasama denganBalai Elektronika – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara apabila menemui kesulitan.

 

Melakukan sebuah pekerjaan dengan teliti dan tanggungjawab merupakan hal yang harus dilakukan setiap pekerja. Marilah kita mewujudkan slogan zero hazard is real. Diharapkan tidak akan ada human error dimasa mendatang. Sehingga terwujudnya keselamatan penerbangan yang diharapkan setiap insan penyedia dan konsumsi jasa pnerbangan. Pengelolaan keselamatan yang efektif memerlukan adanya pemahaman yang sama tentang tanggung jawab dan kontribusi antara pemerintah dan penyedia jasa penerbangan. Pengelolaan keselamatan dapat dianggap sebagai proses manajemen yang harus dilaksanakan pada tingkat yang sama dan bersamaan dengan pengelolaan proses-proses lainnya pada tingkat pimpinan tertinggi.

Penulis : Kartika Saragih

 

 

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pilkada serentak haruslah bersikap santun saling menghormati dan menghargai..

-Bolo: Iyalah jangan saling mencela tuding sama tuding sini, he he he…

 

 

-Lapor Pak  Kapoldasu, tambang ilegal disepanjang Sungai Batang Natal masih beroperasi..

-Bolo: Sikat aja pak, Tentu kita dukung

 

-Masih marak judi, aparat penegak hukum harus beraksi

Jangan Pandang bulu pak, hajar.