Keterangan : Gambar lokasi tempat pengolahan BBM Pertalite dan Bio Solar milik Her didesa Sei Kasih persisnya dipinggir jalan lintas.
Labuhanbatu (Portibi DNP): Terkait dugaan maraknya para cukong atau mafia yang melakukan pengepulan disertai penimbunan Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite dan Bio Solar bersubsidi Pemerintah di daerah Negeri Lama, Kecamatan Bilah Hilir, sampai ke Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, tidak lepas adanya dugaan keterlibatan sang Mandor SPBU Pertamina 14.227.350 Negeri Lama yang disebut bermarga Manurung.
Pasalnya, saat dikonfirmasi wartawan tentang jumlah kuota BBM Bio Solar bersubsidi Pemerintah yang diperuntukan bagi usaha kapal boat nelayan tangkap perikanan di Sei Berombang Kecamatan Panai Hilir Labuhanbatu. Mandor Manurung mengatakan bahwasanya, di SPBU 14.227.350 Pertamina Negeri Lama Kecamatan Bilah Hilir, bebas menjual minyak BBM Pertalite dan Bio Solar kepada semua masyarakat secara umum dan tidak ada larangan mau membeli BBM berapa banyak di SPBU Negeri Lama tersebut.
“Di SPBU ini, BBM Pertalite dan Solar subsidi bebas dijual kepada seluruh masyarakat secara umum dan tidak ada kuota kuotaan, seperti untuk jatah kuota BBM Bio Solar untuk kapal boat nelayan tangkap ikan sejumlah 8 ton ataupun 4 ton, itu tidak ada dan tidak benar surat rekomendasinya itu. Di SPBU ini, BBM dijual semua sama untuk umum “, ucap Manurung, Rabu (19/3/2025).
Namun, saat dikonfirmasi terkait maraknya mafia selaku pemgecer atau disebut pengepul BBM Pertalite dan Bio Solar bersubsidi Pemerintah memperoleh bahannya BBM dari SPBU 14.227.350 Negeri Lama, dengan modus membeli BBM bersubsidi di SPBU dengan mobil kemudian melangsirnya dan ada juga mobil vixcap L300 dan bak dibelakang puluhan jeregen yang diisi BBM Pertalite atau Bio Solar untuk dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Dan, disebut sebut ada dua orang mafia BBM tersebut, satu nama insialnya Her dan yang keduanya adalah insial Rn dan Wan Puteh warga Sei Berombang Kec Panai Hilir.
Mirisnya, mandor Manurung tidak menjawab dan mengalihkan perkataannya, dengan menyebutkan, “Itu urusan mereka, kita tidak tahu mengenai hal itu. Yang intinya, di SPBU ini, BBM nya untuk dijual secara umum kepada seluruh masyarakat “, ungkap Manurung.
Bukan rahasia umum, insial oknum Her dan oknum Rn secara terang terangan mengolah BBM jenis Pertalite dan Bio Solar dilokasi rumah tempat tinggal didesa Sei Kasih Kecamatan Bilah Hilir dan lebih kurang satu kilometer jarak tempuh dari SPBU 14.227.350 Negeri Lama tersebut. Dan, diketahui para mafia Her dan Rn ini diduga mengambil BBM dari SPBU dimalam hari dengan kenderaan mobil Vixcap L300 dilengkapi dengan puluhan jeregen dibak belakang ditutup dengan terpal, selanjutnya BBM ditimbun dirumah Her dan Rn untuk diolah, selanjut BBM diangkut menggunakan mobil vixcap L300 diijual kelokasi PT dan perusahaan perkebunan dipedalaman dengan harga mencapai Rp 13.000 sampai dengan Rp 15.000 perliter Bio Solar, sedang Pertalite dijual harga lebih tinggi Rp 18.000.
Beda dengan oknum Wan Puteh warga Sei Berombang, ianya hanya stanby dirumahnya menunggu BBM Pertalite dan Bio Solar yang bersubsidi tersebut datang dengan angkutan kenderaan truk dieselnya. Dan, selanjut BBM tersebut diisi didalam ratusan jeregen dan siap jual dirumahnya.
Parahnya, sudah berulangkali berita di ekpos dibeberapa wartawan dan dilaporkan ke aparat penegak hukum Polsek Kecamatan Bilah Hilir dan Kecamatan Panai Hilir Labuhanbatu. Namun, dari tiga orang mafia pengepul BBM tersebut satupun tidak ada yang ditangkap oleh APH.
Berita : Mora Tanjung.