Pemkab Pakpak Bharat Bersama Universitas Syah Kuala Banda Aceh Jalin Kerjasama Tentang Pengembangan Tanaman Nilam

 

 

 

PAKPAK BHARAT(Portibi DNP):  Menindaklanjuti istruksi Bupati Pakpak Bharat Franc Bernhard Tumanggor untuk mengembangkan potensi minyak atsiri(Nilam) di Kabupaten Pakpak Bharat, disambut sangat antusias masyarakat petani Nilam Kabupaten Pakpak Bharat,Untuk melanjutkan Intruksik Bupati Terkait tentang Pengembangan Tanaman Nilam,Wakil Bupati Pakpak Bharat, H Mutsyuhito Solin, Dr, M.Pd Bersama Kadis Pertanian Adei Johan Banurea .SP,MP mengunjungi pusat Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syah Kuala, Banda Aceh. Kehadiran Wakil Bupati diterima oleh Kepala ARC Universitas Syah Kuala, Dr. Ir. Syaifullah Muhammad, ST, ME.

Kepada Syaifullah, Mutsyuhito menjelaskan kondisi pengembangan dan pengelolaan nilam Pakpak Bharat yang masih dilakukan secara sederhana dan tradisional, sehingga mempengaruhi pada kwalitas minyak atsiri yang dihasilkan, yang kemudian berdampak pada rendahnya nilai jual minyak dimaksud.

Mutsyuhito mengungkapkan bahwa pihaknya selaku Pemerintah Pakpak Bharat menginginkan adanya sebuah sistem dan pola pembudidayaan nilam hingga kehilirisasinya guna menjamin kesejahteraan para petani nilam.

Baca: Bupati Pakpak Bharat Raih Penghargaan Dalam Kegiatan Sinergitas Dan Koloborasi “Cultural Event”

Syaifullah Muhammad selaku Ketua ARC Universitas Syah Kuala berjanji bahwa pihaknya akan membantu Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat dalam mengembangkan tanaman nilam yang berkwalitas tinggi sesuai standar yang dibutuhkan pasar dunia saat ini.

Dia juga berkisah tentang peta perjalanan panjang dari penelitian nilam yang mereka lakukan. Kebermanfaatan publik dihadirkan lewat keterlibatan banyak pihak mulai dari hulu ke hilir pada pengembangan inovasi pengolahan nilam.

Saat ini ada 6 desa dan 285 petani nilam di Aceh yang mendapatkan pembinaan dibawah ARC terkait pengembangan nilam dan ekstraksinya sehingga mampu melakukan ekspor sebanyak 21 kali. Kalau dulu petani menyuling nilam menggunakan drum, hasilnya hitam.

“Namun sekarang sudah memakai stainless sehingga hasilnya lebih jernih sehingga lebih mahal. Yang tadinya para pengumpul minyak nilam menentukan harga sesuka hati, sekarang bisa lebih stabil, karena dipasaran harga minyak tetap stabil. Dari sini juga kami di ARC mulai berfikir bahwa kami harus membuat produk turunan agar minyak nilam dari petani bisa terus diserap dengan harga stabil,” jelas Syaifullah Muhammad.

Syaifullah mengungkapkan saat ini ARC telah memiliki jenis produk, termasuk parfum, perawat kulit, sabun, cairan cuci tangan, hingga pengharum ruangan.

Baca: Bupati Pakpak Bharat Pantau Uji Coba Gerakan Serentak Makan Bergizi Sehat Bagi Peserta Didik di SD Lae Trondi

” Parfum nilam paling banyak laku di pasaran, mencapai 40 persen dari total produk”, ungkap Syaifullah kemudian.

Pertemuan ini ditutup dengan sebuah kesepakatan untuk membangun sebuah kerja sama antara Pemerintah Pakpak Bharat dengan Universitas Syah Kuala tentang pengembangan tanaman nilam.ST

Berita Terkait

Celoteh Si Bolo

Usai sudah Pilkada serentak mari kita bangun Sumut..
Bolo: Ayo kita dukung 

Lapor Pak  Kapoldasu, tambang ilegal disepanjang Sungai Batang Natal masih beroperasi..
Bolo: Sikat aja pak, Tentu kita dukung

Masih marak judi, aparat penegak hukum harus beraksi
Bolo: Jangan Pandang bulu pak, hajar.

 

 

Terkini

  • Paling Banyak Komentar