Gambar: Pak Braim saat bincang bincang dengan portibi di jalan Ahmad Dahlan Rantau Utara, terlihat Betornya berisi sampah siap untuk dibuang.
Labuhanbatu ( Portibi DNP): Gebrakan Bupati Labuhanbatu dr H Erik Adtrada Ritonga dalam penanganan sampah liar, khususnya di kawasan kota Rantau Prapat, yaitu Kecamatan Rantau Utara dan Kecamatan Rantau Selatan Labuhanbatu itu mendapat sambutan hangat dan apresiasi warga kota Rantau Prapat sebagai pemilik ruko ( Toko) di dalam kota.
Seperti halnya, salah seorang warga keturunan ( Tionghoa) pemilik ruko ( Toko) pedagang kain dan keperluan rumah tangga lainnya kepada Portibi, mengatakan, gebrakan penangan sampah khususnya didalam kota ini, cukup baik dan kita apresiasi.
“Ya, kita dukung itu, kita sebagai pemilik toko dijalan Ponegoro Kelurahan Kartini lingkungan Kartini, bayar sampah perbulannya,kita kasih Rp 30.000,- (Tiga puluh ribu) atau Rp 40.000,- (Empat puluh ribu) per satu bulannya”, kata warga pemilik toko kain tersebut kepada Portibi, Sabtu (18/2/2023).
Dan, saat itu terlihat oleh Portibi.id, kenderaan mobil pickup pribadi roda empat beserta supir dan anggota sebagai keneknya, mengangkut sampah di lingkungan Kartini Kelurahan Kartini. Sampah tersebut diangkut dari depan toko toko sepanjang jalan Diponegoro Kelurahan Kartini Kecamatan Rantau Utara.
Bahkan, menurut warga yang bertugas sebagai Security ( Satpam red) disalah satu Bank BCA jalan Diponegoro yang enggan menyebutkan namanya kepada Portibi, mengatakan, bahwa pihak Bank memberikan sebesar Rp 70.000,- (Tujuh puluh ribu) perbulannya kepada petugas pengangkut sampah tersebut.
“Kami selalu bayar tujuh puluh ribu perbulannya, ya sekadar membantu “, ucap Security Bank tersebut.
Kepling Kartini yang sering disapa dengan nama panggilan pak Ucok, yang turut ikut mengawasi anggota petugas pengangkutan sampah dilingkungan Kartini persisnya di depan toko toko jalan Diponegoro itu sewaktu dikonfirmasi Portibi, terkait kenderaan angkutan sampah berupa mobil pickup ber plat ( BK) hitam tersebut kepada Portibi mengatakan, bahwa mobil pickup tersebut mereka sewa kepada pemilik mobil untuk mengangkut sampah.
“Kelurahan Kartini ada tujuh lingkungannya. Dan, melalui kepala kelurahan Kartini bersama ketujuh kepala lingkungan sepakat menyewa mobil pickup itu untuk mau bekerja mengutip serta mengangkut sampah di tujuh lingkungan Kelurahan Kartini. Termasuk jalan Diponegoro ini”, kata Kepling Kartini pak Ucok.
Menurut pak Ucok, bahwa sewa mobil pickup tersebut satu bulan Rp 2.000.000,- ( Dua juta rupiah). “Sewa mobil pickup itu satu bulan dia juta rupiah, dan gaji supirnya satu juta sebulan dan gaji keneknya satu bulan satu juta lima ratus ribu “, kata pak Ucok, seraya menyebutkan, panas dingin juga badan dan kepala “, bilangnya.
Sewaktu disinggung adanya perbedaan dengan Kelurahan Cendana Kecamatan Rantau Utara, yang mengeluh kesah tentang setoran PAD yang disetorkan ke Dinas Lingkungan Hidup ( DLH) sebesar Rp 1.500.000,- (Satu juta lima ratus ribu) tersebut dan juga mengatakan bahwa gaji anggota petugas sampah Betor di Kelurahan Cendana Rp 500.000,- ( Lima ratus ribu) perbulannya dan beda dengan Kelurahan Kartini lingkungan Kartini yang masih mau menyewa mobil pickup dua juta dan bayar gaji supir satu juta dan bayar gaji kenek satu juta lima ratus tersebut, padahal Kelurahan Kartini sama Kelurahan Cendana masing masing masuk di dalam kawasan kota Rantau Prapat yaitu sama Kecamatan Rantau Utara.
“Masalah mereka ( Kelurahan Cendana dan Kepling yang keluh kesah terkait setoran PAD) tersebut, itu tidak urusan kita”, ucap pak Ucok sembari pergi meninggalkan awak media Portibi didepan Bank BCA jalan Diponegoro seakan enggan dikonfirmasi lebih lanjut tentang setoran PAD ke DLH Labuhanbatu.
Beda dengan bapak yang disebutkan sebagai mantan petugas kebersihan sampah Dinas Lingkungan Hidup Labuhanbatu ini dan menyebutkan namanya Braim DLH,50 an tahun ini, mengungkapkan bahwa ianya diminta bantuan oleh Kepala Kelurahan kota Rantau Prapat untuk mengutip serta mengangkut sampah di kawasan kota, mulai Jalan Jend Sudirman kota, Ahmad Dahlan, Imam Bonjol dan Jalan WR Supratman kota.
Pak Braimdlh ini sebelumnya bekerja secara pribadi mengutip dan mengangkut sampah didalam kota dengan memakai angkutan becak motor roda tiga miliknya pribadi. Namun, setelah gebrakan dibuat Bupati H Erik kepada seluruh Kepling di Kecamatan Rantau Utara dan Kecamatan Rantau Selatan untuk menangani sampah liar tersebut, mau tak mau, aktivitas pak Braimdlh bekerja sendiri secara pribadi berhenti. Dan, saat ini pak Braimdlh ini ditarik oleh Kepala Kelurahan kota Rantau Prapat untuk bekerja.
Namun ironisnya, bapak Braimdlh ini yang baru bekerja terhitung mulai diawal Februari ini, tidak tahu berapa gaji yang akan dibayar kan oleh Lurah dan Kepling kepada nya. Terkait setoran PAD ke DLH, ianya pun tidak tahu menahu.
“Gaji saya belum tau berapa dan masalah setoran ke PAD DLH saya juga tidak tahu itu. Saya hanya berurusan dengan kantor Kelurahan. Tapi, sebutan pak Braimdlh ini, sepantasnya gajinya yaitu dua juta rupiah.
“Ya, kalau dari hati kita ya, sepantasnya dua juta pak. Yaitu, satu juta untuk perawatan dan perbaikan kenderaan angkutan sampah itu, Betor dan satu juta nya lagi adalah gaji saya. Sebab sewaktu saya kerja kutip sampah sendiri pribadi itu, saya dapat penghasilan satu bulannya dua juta lima ratus ribu rupiah. Dan, waktu saya juga sudah bisa setoran ke DLH sebagai uang kebersihan sampah, dua juta saya setoran satu bulan “, ucapnya.
Hasil sampah pak Braimdlh tersebut dibuang ke tempat penampungan sampah yaitu Depo di Eks Pajak Baru. Sehingga, depo tempat penampungan sampah Eks Pajak Baru tersebut cepat penuh dan sampah akan kembali berserakan kalau tidak cepat diangkut oleh petugas sampah kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dengan memakai angkutan Dam Truk Aset DLH Labuhanbatu.
Berita : Mora Tanjung.