MADINA(Portibi DNP): Staf Khusus Bupati Madina Bidang Ekonomi Dan Pembangunan masa bakti 2023-2024, Irwan Hamdani Daulay mendadak mengundurkan diri dari jabatannya.
Pengunduran dirinya ini di tengah berjalannya konflik antara koperasi produsen Hasil Sawit Bersama Desa Singkuang 1 Kecamatan Muara Batang Gadis dengan perusahaan perkebunan PT Rendi Permata Raya. Masyarakat sudah dua minggu menduduki lahan perusahaan, terhitung mulai hari Senin (20/3/2023) hingga Sabtu (1/4/2023).
Irwan Daulay yang dihubungi mohganews membenarkan pengunduran dirinya itu.
“Iya, benar,” katanya
Namun ia tidak bersedia mengungkap alasan pengundurannya itu.
“Soal itu silakan tanyakan langsung sama pak bupati,” pungkasnya.
Sebelum kabar pengunduran diri ini muncul, Irwan Daulay sempat terpantau adu argumentasi terkait konflik PT Rendi dengan warga Singkuang 1.
Safihuddin, selaku koordinator massa terlihat saling lempar tanya jawab dengan Irwan Daulay. Irwan Daulay terlihat menjelaskan semua upaya yang telah dilakukan Pemkab Madina menangangi persoalan tersebut. Bahkan, Irwan Daulay mengatakan Bupati Madina Jafar Sukhairi Nasution melalui kepala dinas koperasi mengundang perwakilan masyarakat untuk datang ke Panyabungan, pasca Ketua DPRD Madina menandatangani rekomendasi yang ditujukan ke pemerintah daerah.
Namun, perwakilan Singkuang 1 menolak memenuhi undangan seperti dimaksud Irwan Daulay itu. Sapihuddin menjelaskan alasan penolakan mereka dikarenakan sudah berulang kali memenuhi undangan ke Panyabungan tetapi tidak ada sama sekali kejelasan terkait apa yang mereka perjuangkan, yaitu kebun plasma 20 persen dari total HGU PT Rendi Permata Raya seluas 3.741 Ha. Bahkan warga menyesalkan sudah dua minggu mereka melakukan aksi blokade di areal PT Rendi siang dan malam menginap di situ, tetapi Bupati Madina belum pernah melihat langsung kondisi warga. Mohganews/NL