Pungli Diduga Marak disalah Satu Sekolah di Labura

 

LABURA(Portibi DNP): Sejumlah orangtua siswa mengeluhkan terjadinya pengutipan uang di MAN 2 Labuhanbatu Utara (Labura). Padahal, pemerintah sudah tegas melarang adanya pungutan uang di sekolah.

S, salah satu orangtua siswa menceritakan kepada Portibi DNP, November 2022 lalu, MAN 2 Labura melayangkan surat undangan yang ditujukan kepada orangtua siswa. Para orangtua siswa diundang untuk menghadiri rapat yang membahas pembiayaan pembangunan gedung serba guna olah raga dan area parkir kendaraan siswa/i pada MAN 2 Labubanbatu Utara tahun pelajaran 2022/2023.

Rapat itu digelar pada Kamis 24 November 2022, pukul 14.00 WIB. Surat undangan itu ditandangani oleh Kepala MAN 2 Labura, Nasrah Bina Sejahtera dan Ketua Komite, Muslim Sipahutar.

Kata S, hasil rapat itu para orangtua siswa diharuskan membayar uang sumbangan dengan nilai berbeda untuk kelas I, II, dan III. Untuk kelas I dikenakan senilai Rp. 150.000, kelas II Rp. 100.000, dan kelas III Rp. 50.000.

“Sebenarnya kami sebagai orangtua sangat keberatan dengan pungutan itu, tapi kami tak berani menolak karena takut akan berdampak buruk pada anak-anak kami yang belajar di sekolah itu, ” ujar S.

Selain pungutan untuk pembangunan gedung serbaguna olah raga dan area parkir itu, pihak sekolah juga melakukan beberapa pungutan yang berkaitan dengan kelulusan para siswa.

“Itu sajalah dulu dipertanyakan, Pak. Nanti akan saya kasih tahu tentang pungutan-pungutan yang lain, ” imbuh S.

Mengonfirmasi kebenaran hal ini, Portibi DNP sudah mencoba menyambangi sekolah itu untuk mempertanyakan kepada Kepala MAN 2 Labura, Nasrah Bina Sejahtera. Namun Nasrah belum bisa ditemui.

“Ibu kepsek sedang ada rapat, Pak. Belum bisa diganggu, ” kata salah seorang guru perempuan yang ditemui di ruang tata usaha MAN 2 Labura, Senin 13 Maret 2023.

Seorang guru yang ditemui di lingkungan sekolah membenarkan jika selama ini MAN 2 Labura masih sering melakukan pungutan kepada siswa. Guru yang tak mau menyebutkan identitasnya ini beralasan, pungutan itu dilakukan karena minimnya anggaran yang dapat dipergunakan sekolah untuk membangun sejumlah fasilitas di sana.

“Biasa itu, Pak. Yang penting semua dilakukan atas persetujuan orangtua siswa dan komite, ” katanya.

Ditanya berapa jumlah siswa peserta didik di Madrasah Aliyah Negeri 2 Labuhanbatu Utara, guru pria ini hanya menjawab singkat.

“Kalau tak salah seribuan lebih-lah. Lengkapnya langsung saja kepada kepala sekolah, ” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Komite Sekolah MAN 2 Labura, Muslim Sipahutar, hingga berita ini dikirim ke meja redaksi, belum menanggapi pesan konfirmasi yang dikirimkan ke whatsappnya. (NB).

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email
Print

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Hati hati pak, mantan koruptor yang mainkan peran perpolitikan di Sumut dibelakang layar..

-Bolo: Bah sembunyi di dalam terang, sakitnya tak seberapa, malunya ini .

 

 

-Lapor Pak  Kapoldasu, tambang ilegal disepanjang Sungai Batang Natal masih beroperasi..

-Bolo: Sikat aja pak, Tentu kita dukung

 

-Masih marak judi, aparat penegak hukum harus beraksi

Jangan Pandang bulu pak, hajar.