MEDAN (Portibi DNP) : Selain intervensi percepatan penanganan stunting terintegrasi, program inovasi Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) yang dicanangkan Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution juga berkontribusi dalam menurunkan angka stunting di Kota Medan.
Tercatat, pada Februari 2022 jumlah anak penderita stunting di kota ini sebanyak 550, lalu pada Agustus di tahun yang sama turun menjadi 364, dan pada Februari 2023 turun lagi menjadi 298.
“Program ini dilaksanakan mulai November 2022 sampai April 2023. Enam bulan. Sekarang masih berlangsung. Program ini langsung melibatkan Wali Kota, Wakil Wali Kota, Sekda, seluruh pejabat Eselon II dan III, unsur Forkopimda, dan Pelindo,” ucap Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPPAPMPPKB), Edliaty, Senin (3/4/2023).
Melalui program ini, setiap bulan para bapak asuh ini memberikan bantuan sebesar Rp500 ribu untuk disalurkan dalam bentuk makanan bergizi kepada anak penderita stunting.
Setiap minggu, makanan tambahan ini disalurkan kepada anak penderita stunting melalui Petugas Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PPLKB).
“Bahan makanan tambahan itu kita antar ke rumah anak penderita stunting berupa protein hewani, sayur-sayuran, serta beras. Setiap minggu kita salurkan,” sebutnya seraya mengatakan, penyaluran makanan tidak dilakukan melalui puskesmas.
Ditempat yang sama, Kabid Ketahanan dan Kesejahteraan Dinas PPPAPMPPKB, Yurina Rahma Siregar, menerangkan, sampai saat ini sudah dilakukan penyaluran selama 12 tahap.
Berdasar laporan dari petugas data pihaknya, awalnya jumlah anak stunting yang menerima bantuan makanan tambahan ini sebanyak 360, namun berkurang karena pindah dari Kota Medan, hingga akhirnya menjadi 353 anak.
Data terbaru menunjukkan, penyaluran makanan tambahan program BAAS ini dilakukan pada 15, 23, 28 Desember 2022. Selanjutnya 9 dan 30 Januari 2023, kemudian 1, 3, 8 10, 17, dan 24 Maret 2023.
Pada tanggal 30 Januari 2023 itu dilakukan pembagian 2 paket bantuan sebab adanya perombakan jabatan di lingkungan Pemko Medan sehingga harus dilakukan penyesuaian administrasi. Sesuai dengan jadwal program selama 6 bulan, penyaluran makanan ini masih akan berlangsung selama 12 tahap lagi.
Sebelumnya, Edliaty juga mengatakan, PPLKB di setiap kelurahan terus memantau kebutuhan anak stunting, termasuk kondisi sosial ekonomi keluarganya. Hal ini dilakukan agar pihaknya bisa menentukan langkah-langkah penanganan stunting yang tidak monoton.
Dari hasil pemantauan ini, lanjutnya, akan diperoleh gambaran utuh tentang kondisi keluarga anak penderita stunting. Salah satu yang menjadi fokus adalah membantu agar perekonomian keluarga anak penderita stunting ini meningkat. Dengan meningkatnya perekonomian, maka asupan gizi yang dibutuhkan anak dapat dipenuhi keluarga.
“Kalau memang kita nilai ayah maupun ibu anak penderita stunting ini bisa membuka usaha, kita tentu akan membantunya. Kita bisa berkolaborasi dengan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perdagangan, dan Perindustrian,” sebutnya.P06